Aurat mu adalah harga dirimu ya ukhti
Ketika
ilmu mengenai agama Islam yang haq dan lurus ini belum sampai ke diri
setiap perempuan muslimah. Ketika aurat serta perhiasan yang menjadikan
indah setiap perempuan muslimah dimata para lelaki, ditampakkan secara
sukarela. Ketika setiap peringatan dan nasehat diabaikan dengan acuh tak
acuh serta dicemooh karena “fanatik dan ekstrimis”.
Pada saat itulah, kenikmatan yang Allah Ta’ala berikan pada setiap perempuan muslimah yang menjadi terasing karena ujian dalam kehidupan, tidak akan pernah bisa dirasakan oleh perempuan muslimah lainnya.
Pada saat itulah, kenikmatan yang Allah Ta’ala berikan pada setiap perempuan muslimah yang menjadi terasing karena ujian dalam kehidupan, tidak akan pernah bisa dirasakan oleh perempuan muslimah lainnya.
Ketika musuh-musuh Islam, termasuklah
kaum feminis, kaum liberal, tiada henti-hentinya melakukan berbagai
usaha untuk menjauhkan perempuan muslimah dari agama Islam ini. Ketika
mereka dengan tanpa perasaan bersalah mengatakan “Islam itu mengekang
perempuan, Islam itu merupakan penjara bagi perempuan, dan sebagainya”.
Mereka juga mengatakan “perempuan muslimah yang menggunakan hijab
berjubah besar itu sesat, fanatik, dan sebagainya.”
“Sesungguhnya orang-orang yang
berdosa, adalah mereka yang menertawakan orang-orang yang beriman. Dan
apabila orang-orang yang beriman lalu di hadapan mereka, mereka saling
mengedip-ngedipkan matanya. Dan apabila orang-orang yang berdosa itu
kembali kepada kaumnya, mereka kembali dengan gembira. Dan apabila
mereka melihat orang-orang mukmin, mereka mengatakan: ‘Sesungguhnya
mereka itu benar-benar orang-orang yang sesat’.” (al-Muthaffifin [83] : 29-32)
Sungguh, tak pernahkah terpikir di benak
kita untuk berpikir atas suatu peringatan yang telah datang kepada kita?
Apalagi jika peringatan itu datangnya dari Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Wahai saudara perempuanku, Allah Ta’ala telah berfirman :
“Sesungguhnya syaitan itu telah menyesatkan sebahagian besar diantaramu, Maka apakah kamu tidak memikirkan ?” (Yaasiin [36] : 62)
Ya Ukhti, Allah Ta’ala sesungguhnya yang
telah mengingatkan kita. Jikalau ada mereka yang mengingatkan akan
kesalahan pada diri kita, dan kita belum menyadari kesalahan tersebut
karena belum sampainya ilmu pada diri kita, mengapa kita tidak mencoba
untuk berkhuznudzon? Mengapa kita tidak mencoba untuk kembali
introspeksi diri atau muhasabah diri? Mengapa justru kita yang
menyalahkan bahkan mencemoohkan mereka? Astaghfirullah!
Ya Ukhti, inilah jalan lurus yang telah
Allah tunjukkan pada setiap hamba-Nya yang beriman, yang memeluk agama
Islam. Namun, apakah kita hanya mempergunakan sedikit dari pedoman Allah
ta’ala untuk hidup didunia ini? Adakah pedoman lain yang lebih baik
dari dari wahyu Allah Ta’ala dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah? Apakah itu
perkataan manusia?
Ya Ukhti, adapun zaman sekarang ini
adalah masa jahiliyah modern, seperti yang dituliskan oleh Muhammad
Quthub dari Mesir. Dimana salah satu ciri-cirinya, masyarakat yang
memiliki sikap menjauh dari Allah. Yaitu ketika menimbang sesuatu hal,
Allah bukanlah menjadi prioritas yang utama. Na’udzubillah! Seperti
inikah kita?
Ya ukhti, apakah yang menjadi minoritas
kala menjalankan syari’at Allah akan tertindas di tengah mayoritas
masyarakat? Karena mereka justru menjadi sangat berbeda dan terasing.
Demi Allah! Tidak saudaraku! Mereka justru merasakan kenikmatan yang
luar biasa sangat indah, yang tidak akan pernah dirasakan oleh manusia
manapun. Hanya mereka sendiri yang akan merasakannya. Hanya mereka
sendiri yang bisa menggambarkannya. Subhanallah!
Ya Ukhti, kenalilah agama Islam yang
dirahmati, serta diberkahi oleh Allah ini secara kaffah, secara
menyeluruh. Mari kita belajar dari segala aspek mengenai agama yang
telah Allah Ta’ala berikan kepada kita. Sungguh! Kita tidak akan pernah
merugi mengikuti millah atau ajaran Nabi Ibrahim. Sebagaimana firman
Allah Ta’ala:
“Sesungguhnya telah ada suri
tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama
dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: “Sesungguhnya kami
berlepas diri daripada kamu dari apa yang kamu sembah selain Allah,
kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu
permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada
Allah saja.” (al-Mumtahanah [60] :4)
Ya ukhti, takutlah kita kepada Allah
Ta’ala. Takutlah akan segala adzab yang akan kita dapatkan, sesuai
dengan apa yang telah kita perbuat didunia yang sementara ini. Bukan
takut karena penilaian yang keluar dari setiap pembicaraan manusia yang
hina, yang tidak pernah lepas dari bisikan syaitan yang terkutuk, yang
justru bisa menjerumuskan kita kedalam neraka jahim. Sesungguhnya hanya
Allah yang akan memberikan balasan setiap perbuatan yang telah kita
lakukan.
“Balasan mereka di sisi Tuhan mereka
ialah syurga ‘Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal
di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun
ridha kepadaNya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang
takut kepada Tuhannya.” (al-Bayyinah [98] : 8)
Wallahua’lam bisshowab
0 komentar:
Posting Komentar